PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti
mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi
bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah
kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu.
Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Berikut ini beberapa ilmuwan
yang mengungkapkan tentang batasan-batasan perubahan sosial. Gillin dan Gillin
menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup
yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan,
dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya
penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan bahwa
perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku
manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.
Perubahan sosial budaya
dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.
Perubahan lambat disebut
juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah
perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu
bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan,
maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan
cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur
kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat.
Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan
dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin
berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan
persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung
terciptanya revolusi.
a. Ada keinginan umum
untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara
revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun 1978-1979 yang berhasil menjatuhkan
pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang otoriter dan mengubah sistem
pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam dengan Ayatullah Khomeini
sebagai pemimpinnya.
Perubahan kecil adalah perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah
perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar
adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa
pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar
adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan
masyarakat.
3. Perubahan yang
Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak
Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang
direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan
terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat.
Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem
sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau
perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru
menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau
yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang
tidak diharapkan.
Contoh perubahan yang
tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa
kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan
tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
Perubahan sosial dan
kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal
dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang
Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab
perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang
Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat
terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab
ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana
alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi
meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
a. Adanya Kontak dengan
Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat
menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan
baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari
kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya
sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan
memperkaya kebudayaan yang ada.
b . Sistem Pendidikan
Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c . Sikap Menghargai
Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d . Toleransi terhadap
Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e . Sistem Terbuka
Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f . Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang
mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah
terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan
demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g . Orientasi ke Masa
Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h. Ketidakpuasan Masyarakat
terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
i . Nilai Bahwa Manusia
Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
a. Kurangnya Hubungan
dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b . Terlambatnya
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat
Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan
masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan
zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh
golongan konservatif (kolot).
d . Rasa Takut
Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
e . Adanya
Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest
Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
f . Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka
Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam
masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat.
Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan
pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri
dari pengaruh-pengaruh asing.
g . Hambatan-Hambatan
yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola
perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya
adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini
merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan.
Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun
karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau
ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
i . Nilai Bahwa Hidup
ini pada Hakikatnya
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
Perubahan sosial budaya
akan mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat.
Telah dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada
hal-hal positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja
memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal positif atau
bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
Berikut ini hal-hal negatif atau bentuk
ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
D. Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya
Apapun bentuk perubahan sosial budaya akan
menghasilkan suatu bentuk, pola, dan kondisi kehidupan masyarakat yang baru.
Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa menentukan sikap terhadap dampak
perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sikap
apriori yang berlebihan tentu saja tidak perlu kalian kedepankan, mengingat
sikap tersebut merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses perubahan
sosial budaya yang berujung pada terhambatnya proses perkembangan masyarakat dan
modernisasi. Demikian juga dengan sikap menerima setiap perubahan tanpa
terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan membuat kita meniru (imitasi)
terhadap setiap perubahan sosial budaya yang terjadi, meskipun perubahan
tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat negatif. Kalian diharapkan mampu
memiliki dan mengembangkan sikap kritis terhadap proses perubahan sosial budaya
yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial budaya yang bersifat positif dapat
kita terima untuk memperkaya khazanah kebudayaan bangsa kita, sebaliknya
perubahan sosial budaya yang bersifat negatif harus kita saring dan kita cegah
perkembangannya dalam kehidupan masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kalian
harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan
teknologi yang semakin berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma
kehidupan bangsa yang luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.
Perubahan
sosial budaya adalah
sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia
sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan
sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti
perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat
lain.
Ada pula
beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang
baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;
hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan
PENDAHULUAN
Masyarakat
dan kebudayaan manusia di manapun selalu berada dalam keadaan berubah. Pada
masyarakat-masyarakat dengan kebudayaan primitif, yang hidup terisolasi jauh
dari berbagai jalur hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain di luar dunianya
sendiri, perubahan yang terjadi dalam keadaan lambat. Perubahan yang terjadi
dalam masyarakat berkebudayaan primitif tersebut, biasanya telah terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu
sendiri, yaitu karena perubahan dalam hal jumlah dan komposisi penduduknya dan
karena perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Sedangkan
dalam masyarakat-masyarakat yang hidupnya tidak terisolasi dari atau yang
berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat-masyarakat dan kebudayaan
lain, cenderung untuk berubah secara cepat dibandingkan dengan perubahan yang
terjadi dalam masyarakat berkebudayaan primitif seperti tersebut di atas.
Perubahan yang terjadi secara lebih cepat tersebut, disamping karena
faktor-faktor perubahan jumlah dan komposisi penduduk serta perubahan
lingkungan hidup juga telah disebabkan oleh adanya difusi atau adanya
penyebaran kebudayaan lain ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
penemuan-penemuan baru khususnya penemuan-penemuan teknologi dan inovasi.
Uraian
berikut ini berusaha untuk menjelaskan hakekat perubahan yang terjadi dalam
kehidupan sosial manusia, implikasinya terhadap ketertiban sosial dan bagaimana
warga masyarakat yang bersangkutan berpartisipasi di dalamnya. Uraian dalam
tulisan ini akan mencakup pembahasan mengenai perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan, faktor-faktor pendorong terwujudnya perubahan sosial manusia,
proses penerimaan dan penolakan terhadap pembaruan yang terjadi dalam
masyarakat oleh warga yang bersangkutan, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan
yang berisikan antara lain sebuah kerangka dasar berkenaan dengan syarat-syarat
suatu unsur baru dapat diterima dalam suatu masyarakat.
PERUBAHAN
SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Ada
perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Yang
dimaksud dengan perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan
dalam pola-pola hubungan sosial, yang antara lain mencakup, sistem status,
hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem-sistem politik dan kekuatan, dan
persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga
atau oleh sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain
mencakup, aturan-aturan atau norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan warga masyarakat, nilai-nilai, teknologi, selera dan rasa keindahan
atau kesenian dan bahasa.
Walaupun
perubahan sosial dibedakan dari perubahan kebudayaan, tetapi
pembahasan-pembahasan mengenai perubahan sosial tidak akan dapat mencapai suatu
pengertian yang benar tanpa harus juga mengkaitkannya dengan perubahan
kebudayaan yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan. Hal yang sama juga
berlaku dalam pembahasan-pembahasan mengenai perubahan kebudayaan.
Salah
satu bentuk proses perubahan sosial yang terwujud dalam masyarakat dengan
kebudayaan primitif maupun dengan kebudayaan yang kompleks atau maju, adalah
proses imitasi yang dilakukan oleh generasi yang lebih muda terhadap kebudayaan
dari generasi yang lebih tua. Proses imitasi dilakukan dengan belajar meniru,
yang belum tentu atau bahkan yang kebanyakan tidak sempurna, dari berbagai pola
tindakan generasi orang tua. Sehingga hasilnya adalah adanya perubahan yang
berjalan secara lambat dan teratur, dan yang baru terasa perubahannya setelah
dilihat dalam suatu jangka waktu yang panjang dari proses pewarisan kebudayaan
tersebut.
Proses
lain yang biasanya juga berjalan secara lambat dan teratur, yang pada umumnya
berlaku dalam masyarakat dengan kebudayaan primitif adalah hasil suatu proses
alamiah dimana jumlah dan komposisi dari generasi anak berbeda dengan jumlah
dan komposisi penduduk generasi tua dari masyarakat yang bersangkutan.
Sehingga, secara lambat dan juga biasanya tanpa disadari, berbagai pola
kelakuan, norma-norma, nilai-nilai, dan pranata-pranata telah berubah karena
sebagian dari unsur-unsur kebudayaan dan struktur sosial yang telah berlaku
harus dirubah disesuaikan dengan jumlah dan komposisi dari penduduk yang
menjadi warga dari masyarakat tersebut.
Sedangkan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang sudah maju atau kompleks
kebudayaannya daripada masyarakat dengan kebudayaan primitif yang terisolasi
kehidupannya, biasanya terwujud dengan melalui proses penemuan (discovery), penciptaan
bentuk baru (invention), dan melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur
kebudayaan). Dengan melalui proses-proses tersebut di atas, perubahan sosial
biasanya berjalan dengan cepat. Sehingga, berbagai nilai, norma, dan pola-pola
hubungan sosial yang tadinya berlaku pada generasi sebelumnya dalam masyarakat
tersebut bisa tidak berlaku lagi dan diganti oleh yang lainnya.
Penemuan
(discovery) adalah suatu bentuk penemuan baru yang berupa persepsi mengenai
hakekat sesuatu gejala atau hakekat mengenai hubungan antara dua gejala atau
lebih. Suatu penemuan (discovery) mengenai bentuk bumi yang bulat dan bukannya
datar, telah menyebabkan adanya berbagai kegiatan yang berkenaan dengan itu
yang mewujudkan adanya perubahan sosial pada masyarakat-masyarakat di Eropa
Barat pada abad ke-16. Perubahan sosial tersebut telah terjadi karena adanya
usaha-usaha untuk melayari bumi tanpa harus takut untuk sampai ke ujung dunia
yang tidak berujung pangkal, sebagaimana disangkakan semula, guna mencari
rempah-rempah dan benda-benda berharga lainnya.
Sedangkan
ciptaan baru (invention) adalah suatu pembuatan bentuk baru yang berupa benda
atau pengetahuan yang dilakukan dengan melalui proses penciptaan yang
didasarkan atas pengkombinasian dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada
mengenai benda dan gejala. Contohnya, sepotong kayu yang berbentuk seperti
tongkat dan sebuah batu hitam adalah dua benda alamiah. Kedua benda ini kalau
dihubungkan satu dengan lainnya dapat menjadi sebuah tugal atau alat untuk
melubangi tanah guna menaruh biji-bijian yang ditanam di ladang. Caranya adalah
dengan pengkombinasian pengetahuan mengenai perlunya ujung tongkat yang tajam
untuk melubangi tanah dan batu hitam yang keras permukaannya, dan bahwa
penajaman ujung kayu dapat dilakukan dengan cara mengasahkannya pada permukaan
benda yang keras dan kasar, dan bahwa batu hitam yang keras dan kasar tersebut
dapat digunakan untuk mengasah tongkat kayu sehingga tajam ujungnya; dan
menghasilkan alat yang namanya tugal.
Contoh
yang lain lagi dari penciptaan baru adalah ditemukannya listrik, yang bersumber
pada pengetahuan bahwa gesekan menimbulkan listrik, dan bahwa benda-benda
tertentu dapat menghasilkan listrik lebih banyak bila digesekkan satu dengan
lainnya, dan bahwa diperlukan tehnik-tehnik penggesekkan tertentu untuk
menghasilkan listrik, dan benda-benda tertentu yang dapat menerima arus listrik
tanpa membahayakan keselamatan jiwa dan raga manusia. Kombinasi dari
pengetahuan ini menghasilkan serentetan penemuan baru, yaitu: alat-alat
penghasil tenaga listrik, benda-benda atau alat-alat yang dapat menyalurkan
arus listrik, dan alat-alat yang dapat memanfaatkan arus tenaga listrik
tersebut sebagai sumber energi sehingga dapat berguna bagi manusia.
Dengan
adanya penciptaan-penciptaan baru tersebut, berbagai sarana perlu juga
dipikirkan untuk diciptakan guna mendukung bermanfaatnya hasil-hasil ciptaan
baru; sehingga serentetan ciptaan baru juga dilahirkan, dan dengan demikian
sejumlah alat-alat hasil ciptaan baru tersebut telah mengambil alih peranan dari
tenaga kasar manusia atau mengambil alih fungsi-fungsi anggota-anggota tubuh
manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.
Tetapi
penemuan baru maupun penciptaan baru tidaklah dapat begitu saja merubah
kehidupan sosial manusia tanpa melalui suatu proses difusi. Difusi adalah
persebaran unsur-unsur kebudayaan dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang
lain dan dari warga masyarakat yang satu ke warga yang lain dari masyarakat
yang bersangkutan. Persebaran unsur kebudayaan adalah suatu proses, yaitu
proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan tersebut oleh warga masyarakat yang
bersangkutan.
Suatu
unsur kebudayaan baru, yang berupa penciptaan ataupun penemuan baru, tidak akan
dapat digunakan dan mempunyai fungsi merubah kehidupan sosial warga masyarakat
yang bersangkutan tanpa melalui proses difusi. Suatu unsur baru dapat saja
ditolak oleh warga masyarakat yang bersangkutan sehingga unsur kebudayaan baru
tersebut tidak mempunyai arti apapun dalam kehidupan sosial. Contohnya adalah
penolakan cara mengerjakan sawah secara lebih intensif dengan menggunakan mesin
traktor yang dilakukan oleh para petani di pulau Bali.
Para
petani di Bali menganggap bahwa cara bertani dengan menggunakan traktor tidak
menguntungkan, karena biaya perawatannya yang cukup mahal dari mereka, dan juga
karena traktor bisa rusak dan tidak bisa digunakan lagi, serta traktor tidak
dapat beranak. Sehingga mereka menganggap bahwa mengerjakan sawah dengan
menggunakan traktor lebih banyak ruginya daripada untungnya; khususnya kalau
mereka bandingkan dengan penggunaan sapi dalam pertanian sawah. Menurut mereka,
sapi tidak merugikan dan bahkan menguntungkan. Biaya pemeliharaannya murah,
tidak pernah tidak berguna, dapat beranak, dan kotorannya dapat digunakan
sebagai pupuk.
Dari
contoh penolakkan terhadap pemasukkan traktor untuk digunakan sebagai alat
meningkatkan hasil pertanian sawah, nampah bahwa arti kegunaan traktor lebih
merugikan daripada menguntungkan dibandingkan dengan arti kegunaan sapi,
sehingga traktor bagi petani Bali memberikan pengertian yang dikaitkan dengan
sesuatu yang merugikan atau negatif. Fungsi traktor dalam kehidupan sosial dan
khususnya untuk kegiatan-kegiatan pertanian sawah harus didukung oleh sejumlah
unsur yang harus mendukung fungsi tersebut, antara lain, onderdil atau spare
parts untuk reparasi, montir-montir yang dapat mereparasi atau memelihara
kelancaran mesinnya, bensin atau minyak solar yang digunakan untuk menggerakkan
mesinnya, pompa bensin/minyak solar, tempat menyimpan bensin/minyak solar yang
aman dari bahaya kebakaran. Kesemuanya ini terasa lebih ruwet dan mahal
dibandingkan dengan penggunaan/pemeliharaan sapi.
Dalam
proses difusi antara dua masyarakat yang berdekatan, maka bila yang satu lebih
sederhana kebudayaannya daripada yang satunya lagi, masyarakat yang kebudayaannya
lebih sederhanalah yang lebih banyak menerima kebudayaan dari masyarakat yang
lebih maju atau kompleks; dan bukan sebaliknya. Contohnya adalah hubungan
antara masyarakat kota dengan masyarakat desa. Lebih banyak unsur-unsur
kebudayaan kota yang diambil alih dan diterima untuk dijadikan pegangan dalam
berbagai kehidupan sosial warga desa daripada unsur-unsur kebudayaan desa yang
dijadikan pegangan bagi pengaturan kehidupan sosial warga masyarakat kota.
Perubahan-perubahan
yang terwujud karena inovasi (inovasi adalah istilah yang dipakai untuk
pengertian baik untuk discovery maupun untuk invention) dan karena difusi dari
inovasi telah dipercepat lagi prosesnya oleh kekuatan-kekuatan teknologi,
industrialisasi, dan urbanisasi. Ketiga-tiganya secara bersama-sama
menghasilkan proses modernisasi dalam masyarakat yang bersangkutan. Teknologi
modern, secara disadari atau tidak oleh para warga masyarakat yang
bersangkutan, telah menciptakan keinginan- keinginan dan impian-impian baru
berkenaan dengan kehidupan yang ingin dijalani (yaitu berupa memperoleh
berbagai peralatan yang serba modern dan luks secara lebih banyak dan lebih
baik daripada yang sudah dipunyai, kondisi kehidupan yang lebih nyaman dan
nikmat), dan memberikan jalan-jalan yang dapat memungkinkan dilaksanakannya
usaha-usaha untuk memperbaiki kondisi-kondisi sosial dalam masyarakat.
Teknologi
secara langsung berkaitan dengan industrialisasi. Industrialisasi dan
mesinisasi cenderung merubah dasar-dasar atau hakekat pengertian kebendaan atau
materi yang ada dalam masyarakat, dan secara tidak langsung mempercepat proses
perubahan pengorganisasian berbagai kegiatan sosial yang ada dalam masyarakat.
Dari contoh pemasukkan traktor di pulau Bali tersebut di atas, jika sekiranya
traktor tersebar di pedesaan dan mekanisasi atau mesinisasi pertanian berjalan
sebagaimana yang direncanakan, maka berbagai sarana harus disediakan untuk
menunjang unsur traktor tersebut. Sarana-sarana ini antara lain, bahan bakar
untuk traktor, spare parts, bengkel-bengkel, montir-montir dan disamping itu
juga matinya usaha pemeliharaan sapi, matinya kegiatan gotong royong dalam
pertanian, dan mengganggunya buruh-buruh tani yang biasa menyediakan tenaga
kasar mereka di bidang pertanian.
Teknologi
dan industrialisasi langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap
terwujudnya proses urbanisasi. Urbanisasi yang disatu pihak dilihat sebagai
cara hidup kota dan dipihak yang lain dilihat sebagai perpindahan penduduk dari
desa ke kota secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh adanya
kemajuan teknologi dan industrialisasi. Dari contoh orang Bali tersebut di
atas, para buruh tani yang telah tidak mempunyai pekerjaan di desa terpaksa
harus meninggalkan desanya mencari pekerjaan di tempat-tempat dimana kesempatan
untuk bekerja masih ada. Kesempatan bekerja yang kemungkinan terbesar masih ada
adalah di kota, karena di kota mata pencaharian tidak didasarkan pada mengolah
lingkungan alam untuk memperoleh bahan mentah, tetapi berdasarkan atas jasa.
Perubahan mata pencaharian dari mengolah alam kepada jasa dimungkinkan oleh
tingkat perkembangan teknologi dan industrialisasi.
Proses
urbanisasi juga menyebabkan adanya percepatan proses perubahan dalam
masyarakat, baik yang ditinggalkan maupun yang didatangi, yang juga mewujudkan
adanya proses penataan kehidupan sosial kembali oleh mereka yang menjadi warga
masyarakat yang bersangkutan. Orang-orang desa yang datang ke kota yang
biasanya hidup dalam berbagai peraturan adat yang ketat berkenaan dengan
masalah moral, dapat berubah dan menerima norma-norma yang longgar berkenaan
dengan masalah moral ini mengakibatkan adanya berbagai masalah keluarga dan
sosial di antara mereka.
PENERIMAAN
TERHADAP PERUBAHAN
Di
antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur
kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang biasanya cukup berperan
adalah:
1.
Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai
kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan
dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga
masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap
mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau
masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan
adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari
luar.
2.
Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut
ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini
terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut;
maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami
kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan
pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru
akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan
dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak
pranata-pranata yang sudah ada.
3.
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur
kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter
akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau
unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh
rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
4.
Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat
kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa,
adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di
terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan
demikian.
5.
Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan
mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan,
dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang
sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio
transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari
golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
Dari
beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan dengan penerimaan
unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa terdapat karena: 1)
inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola kebudayaan yang sudah ada; 2)
kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan perubahan pola-pola kebudayaan dan
struktur sosial yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru; 3) kalau
inovasi tersebut bersifat mendasar berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai
yang ada dalam masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat
Indonesia akan ditentang kalau harus diterima sebagai suatu cara hidup; 4)
disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga akan
terhambat dalam penciptaannya maupun dalam penyebaran atau difusinya,
terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai “vested interests”
(suatu kelompok yang mempunyai pengaruh atas kehidupan sosial dan mempunyai
andil untuk menarik keuntungan atas kehidupan sosial yang ada) inovasi tersebut
dianggap menguntungkan maka inovasi akan diterima.
Penerimaan
atas unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan
sosial yang merupakan perwujudan- perwujudan dari proses perubahan sosial,
sebelum inovasi tersebut diterima dengan mantap dan menjadi baku dalam tata
kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kekacauan sosial tersebut
biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial (social disorganization). Dalam
keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak
berlaku lagi atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau
norma-norma lama tersebut dalam mengatur kehidupan sosial warga masyarakat.
Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau kekacauan dalam
berbagai bidang kehidupan sosial.
Bila
unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau aturan-aturan baru
telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah
dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mencapai tingkat tertib sosial lagi.
Tidak selamanya suatu penerimaan inovasi menimbulkan kekacauan sosial.
Kekacauan sosial terwujud bila inovasi tersebut menyebabkan adanya
perubahan-perubahan yang mendasar pada pranata-pranata yang ada dalam
masyarakat yang bersangkutan.
saya setuju dengan pos ini.
BalasHapust'makasih atas infonya
HapusKenapa enggak ada skema/garis gambar pengaruh penemuan baru terhadap kehidupan masyarakat? Padahal butuh banget sama jawaban ny untuk menjawab soal sosiologi
BalasHapusbetul banget
HapusBenaar ituu
Hapusmengapa sifat manusia punya pengaruh besar dalam proses pembangunan yang berlangsung?
BalasHapusKereeeen......
BalasHapusJudul lagu di Blog ini apa ya ?
Bagus bagus god jobb
BalasHapusWkawka... :v
BalasHapusmengapa kebudayaan dapat membawa masyarakat lebih maju
BalasHapusAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapusRujit
BalasHapus